Bronkitis adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan atau bronkus. Penderita bronkitis memiliki gejala batuk yang berlangsung lama selama satu minggu atau lebih.
Pada masa Covid-19, banyak yang bertanya-tanya apa perbedaan bronkitis dengan pneumonia karena gejalanya terasa mirip. Batuk, demam, sesak napas dan kelelahan.
Faktanya, pneumonia dan penyakit bronkitis adalah berbeda. Bronkitis yang parah dapat berkembang menjadi pneumonia. Kemudian, jika bronkitis terletak pada saluran bronkial, sedangkan pneumonia terjadi pada alveoli atau kantung udara di paru-paru.
Untuk tingkat keparahannya, jelas pneumonia bisa lebih buruk hingga mengancam jiwa terutama jika menyerang orang tua.
Penyakit Bronkitis
Secara umum, penyakit bronkitis dibagi menjadi 2 tipe. Hal ini termasuk berdasarkan tingkat keparahannya.
Bronkitis Akut
Kondisi ini sering kali menyerang anak di bawah usia 5 tahun. Biasanya akan berlangsung selama satu minggu hingga dua minggu. Umumnya batuk yang dialami dapat berlangsung lama.
Bronkitis Kronis
Kondisi ini dimana peradangan pada bronkus dialami oleh orang dewasa berusia 40 tahun ke atas dan bisa menyebabkan pneumonia. Berlangsung lebih dari dua minggu dan membutuhkan perawatan medis.
Seiring waktu bronkitis akan semakin memburuk jika tidak segera ditangani. Bisa-bisa berlanjut pada komplikasi pneumonia. Seseorang akan mengalami gejala yang lebih menyakitkan seperti: mudah lelah, mual dan muntah, diare, mudah pingsan, dan nyeri dada saat batuk dan bernapas.
Baca juga : Cara Menjaga Kesehatan Jantung
Gejala dan Penyebab Bronkitis
Gejala-gejala yang akan dialami penderita bronkitis adalah batuk kering. Berlanjut hingga dada terasa sesak napas. Selain itu terdengar bunyi mengi. Tubuh juga terasa deman disertai pilek dan sakit pada tenggorokan.
Gejala bronkitis berlangsung selama satu minggu atau lebih. jadi saat anda mengalami gejala-gejala tersebut segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Penyebab bronkitis terjadi karena infeksi virus dan bakteri. Apalagi pada usia anak-anak atau di atas 40 tahun dan memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
Selain itu ada faktor risiko lain yang menyebabkan seseorang mengidap penyakit bronkitis adalah sebagai berikut:
Sering Terpapar Zat – Zat Iritan Berbahaya
Penyakit bronkitis sering menyerang perokok aktif dan pasif. Banyak menghirup zat iritan seperti asap rokok, asap kendaraan, bahan kimia serta produk rumah tangga lainnya dapat membahayakan saluran bronklus anda.
Perokok aktif jangka panjang dapat menyebabkan saluran bronklus berlendir berlebihan sehingga menutupi saluran tersebut. Merokok adalah penyebab seseorang terkena penyakit bronkitis kronis dan menyebabkan paru-paru mengalami kerusakan.
Bagi perokok pasif sebaiknya hindari saat seseorang yang sedang merokok, sebab hal itu lambat laun juga dapat membuat buruk saluran pernapasan.
Paparan Tempat Kerja atau Tempat Tinggal di Kawasan Padat Industri
Pekerja yang sering terpapar bahan kimia dapat berisiko terkena penyakit bronkitis dan penyakit paru-paru lainnya. hal ini dikarenakan sering terpapar bahan yang dapat membahayakan paru-paru.
Beberapa bahan yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini adalah butiran debu dari serat kain, asam amonia, dan klorin.
Baca juga : Cara Mengobati Malaria Pada Anak
Pencegahan Bronkitis
Seseorang dapat mencegah penyakit bronkitis adalah sebagai berikut:
- Rajin mengomsumsi air putih.
- Istirahat yang cukup.
- Menghindari rokok, gunakan masker.
- Vaksinasi flu dan pneumonia.
- Menjaga kebersihan dan rajin cuci tangan.
Pengobatan Bronkitis
Segera melakukan pemeriksaan ke dokter setelah mengalami gejala-gejala bronkitis yang sudah dijelaskan di atas. dokter akan memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat. Ia juga akan melakukan pemerisaan fisik untuk memeriksa keadaan paru-paru anda.
Berikut beberapa tes yang akan dilakukan dokter:
Tes Dahak
Tes dilakukan pada lendir, apakah penyakit dapat diobati dengan antibiotik saja atau harus dengan obat-obatan lainnya. dahak yang dites juga dapat mendeteksi penyakit paru-paru lainnya seperti pneumonia atau TBC.
Rontgen Dada
Sinar X-ray dapat membantu dokter menjelaskan kondisi batuk anda. Tes ini juga dapat berfungsi untuk mengetahui apakan ada gejala asma atau tidak dan seberapa jauh infeksi paru-paru ini menyebar.
Setelah dokter mengetahui jenis bronkus yang diderita pasien, dokter akan memberikan saran pengobatan. Untuk bronkitis akut dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan langkah-langkah sederhana penyembuhan dengan gaya hidup sehat, rajin minum air putih dan menghidari paparan polutan serta menggunakan inhalasi bronkodilator.
Sedangkan untuk bronkitis kronis, dokter menyarankan streoid oral, inhaler dan oksigen tambahan untuk mengurangi peradangan. Karena pengobatan antibiotik tidak mempan pada kasus ini. Dokter juga akan menawarkan vaksinasi pneumonia, sebab pengidap bronkitis kronis rentan terhadap infeksi sehingga melindungi dari bakteri dan virus pneumonia.
Baca juga : Kebiasaan Mandi yang Salah dan Buruk Bagi Kesehatan
Lalu Bagaimana Pengobatan Bronkitis pada Bayi?
Pengobatan bronkitis pada bayi tergantung bagaimana penyebabnya, apakah karena virus, alergi, atau faktor iritasi yang dialami si kecil.
Bila penyebabnya infeksi virus, maka pengobatannya suportif saja. Cukup dengan pengobatan simptomatik seperti obat demam jika demam, penuhi kebutuhan cairan si bayi, nutrisi seimbang dan bila diperlukan berikan obat batuk berdahak.
Bila penyebabnya karena alergi, maka si kecil harus dijauhkan dari hal yang memicu alerginya serta berikan obat anti alergi atau anti peradangan. Bila diperlukan beri juga obat pelega saluran napas. Namun supaya hal ini menjadi lebih jelas, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca juga : Cara Menghilangkan Mata Panda Secara Alami dan Cepat
Share juga pemikiran kamu di kolom komentar tentang penyakit bronkitis adalah penyakit yang perlu diwaspadai. Bagikan juga di sosial media agar lebih banyak orang yang teredukasi dan mengetahui bahwa penyakit bronkitis adalah penyakit yang perlu diwaspadai.
Leave a Reply